indomedia.co - Di tengah gelombang kecaman internasional yang terus meningkat, terungkap fakta baru bahwa Presiden AS Donald Trump menyerah pada tekanan Israel dalam mengizinkan serangan militer ke Iran, langkah yang luas dikritik sebagai tindakan ilegal dan merusak stabilitas.Scott Lucas, profesor politik AS dan internasional di University College Dublin, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Trump beralih dari jalur diplomasi ke agresi akibat manipulasi Israel."Donald Trump dimainkan oleh Israel; beberapa orang bahkan menyebutnya dimanipulasi," ujar Lucas dilansir dari Kantor Berita Tasnim, Minggu, 22 Juni 2025.Menurut Lucas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang kecewa dengan langkah diplomasi Trump sebelumnya, memberi tahu Washington pada pertengahan Mei bahwa Tel Aviv akan melanjutkan operasi militer secara sepihak."Pada pertengahan Mei, Israel yang Perdana Menterinya Netanyahu merasa malu pada Februari lalu ketika Trump menyatakan akan menempuh jalur diplomasi, memberi tahu pemerintah Trump, 'kami akan melanjutkan serangan,'" jelas Lucas.Setelah melalui perdebatan internal, pemerintahan Trump memutuskan pada 8 Juni mendukung serangan Israel yang dimulai pada 13 Juni."Selama sembilan hari berikutnya, Israel menyerang tidak hanya situs nuklir, tapi juga situs militer dan sipil," ujar Lucas, menyebut ini sebagai "fase pertama."Lucas menyebut Trump kini menghadapi dua ketidakpastian besar.Pertama, apakah rudal "pembobol bunker" benar-benar merusak fasilitas nuklir Fordow milik Iran.Kedua, apakah serangan ini akan memperdalam perpecahan di antara basis politik Trump."Jika ini serangan tunggal... Trump bisa menghindari masalah domestik terkait perpecahan pendukungnya," kata Lucas."Tapi jika Fordow tidak rusak... kemungkinan Amerika harus melakukan serangan lanjutan dan Trump berisiko kehilangan dukungan sebagian pendukungnya."Respons global atas serangan ilegal AS ini cepat dan keras.Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk serangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan hukum internasional."Keputusan tidak bertanggung jawab menyerang wilayah negara berdaulat dengan misil dan bom... jelas melanggar hukum internasional, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan resolusi Dewan Keamanan PBB," kata pernyataan itu.Moskow menyerukan penghentian segera agresi AS dan kembalinya jalur diplomasi.Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dijadwalkan bertemu Presiden Vladimir Putin di Moskow.Spanyol juga menyuarakan keprihatinan mendalam atas tindakan sembrono Amerika tersebut.Dalam wawancara dengan RTVE, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares Bueno menegaskan bahwa solusi militer tidak akan membawa perdamaian ke kawasan."Perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah bukan datang dari solusi militer, melainkan diplomasi," ujarnya.Spanyol menyerukan semua pihak melanjutkan pembicaraan guna mencegah eskalasi lebih lanjut. ***Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google NewsIkuti berita dan artikel lainnya di Saluran WhatsApp Indomedia.co