indomedia.co - Koordinator Forum Aktifis 98 Sumatera Utara Muhammad Ikhyar Velayati Harahap menilai capres yang menggandeng dengan
Erick Tohir sebagai cawapres bakal menang pada Pilpres 2024.
"Siapapun capres yang dipasangkan dengan Erick Tohir bakal menang pada Pilpres 2024," ujar Ikhyar yang akrab disapa Bung Kesper di Medan, Minggu, 30 April 2023.
Aktivis 98 yang pernah ditahan di Gaperta di masa Orde Baru tersebut membeberkan beberapa alasannya.
"Ini bukan subjektif, hitungannya ilmiah dan berdasarkan fakta-fakta politik yang ada, pertama dari hasil survei Poltracking terbaru, Erick Tohir merupakan kandidat cawapres yang mengungguli cawapres lainnya dalam survei tersebut. Kemudian fakta lainnya Erick Tohir merupakan Menteri Kabinet Jokowi yang sangat diapresiasi masyarakat atas keberhasilannya menjalankan program-program pembangunan dalam Kabinet Jokowi, mulai dari menyambungkan Tol Sumatera sepanjang 1.064 dari Lampung hingga Aceh," ucapnya.
Dia juga menjelaskan BUMN di tangan Erick Tohir berubah drastis perkembangannya.
"Di tangan Erick yang berani, lugas dan tanpa bertele-tele, khas orang Sumatera, BUMN berhasil dibersihkan dari praktik korupsi yang membudaya, walaupun belum semua bisa dibersihkan karena penyakit korupsi ini sudah berlangsung puluhan tahun. Selain itu BUMN juga bertranformasi menjadi perusahaan negara yang sudah mengalami keuntungan yang signifikan," katanya.
Kelebihan elektoral lain menurutnya bahwa Erick Tohir merupakan satu-satunya kandidat cawapres yang berdarah dan berasal dari Sumatera.
"Yang tak boleh dilupakan dan ini merupakan poin penting bahwa Erick Tohir satu-satunya kandidat cawapres dari Sumatera, dan ini punya magnet elektoral yang besar, artinya masyarakat yang mendiami wilayah Sumatera mulai dari Lampung hingga Aceh pasti menginginkan ada perwakilan mereka dalam paket capres-cawapres pada Pilpres 2024 nantinya," tegas Ikhyar.
"Dan yang lebih penting, PBNU dan PP GP Ansor juga terang-terangan mendukung Erick Tohir, ini kredit poin buat Erick. Kita semua tahu, loyalitas nahdliyin terhadap PBNU itu harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar," katanya. (***)
Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News